Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Follow Us
Follow Us

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day
Hot New Post. Morning Exercises to Energize Your Day

Skotlandia Gelar Referendum Kemerdekaan dari Inggris

Referendum Bersejarah untuk Tentukan Masa Depan

NusantaraGlobal – Pada tanggal 18 September 2014, Skotlandia gelar referendum kemerdekaan bersejarah yang menentukan apakah negara tersebut akan memisahkan diri dari Britania Raya atau tetap menjadi bagian darinya. Pertanyaan yang diajukan dalam referendum ini sederhana namun sangat penting: “Apakah Skotlandia seharusnya menjadi negara merdeka?”

Advertisement

Referendum ini merupakan hasil kesepakatan antara Pemerintah Skotlandia yang dipimpin oleh Alex Salmond dan Pemerintah Inggris yang dipimpin oleh Perdana Menteri David Cameron. Kesepakatan ini memungkinkan warga Skotlandia yang berusia 16 tahun ke atas untuk memberikan suara mereka, mencerminkan semangat demokrasi dan partisipasi publik yang tinggi.

Lebih dari 4 juta warga terdaftar untuk memberikan suara, dan tingkat partisipasi mencapai sekitar 85%, salah satu yang tertinggi dalam sejarah demokrasi modern di Inggris. Referendum ini bukan hanya soal politik, tetapi juga identitas nasional, ekonomi, dan masa depan Skotlandia dalam tatanan global.


Latar Belakang Tuntutan Kemerdekaan Skotlandia

Tuntutan Skotlandia gelar referendum kemerdekaan telah menjadi isu politik utama selama beberapa dekade, khususnya setelah pembentukan Parlemen Skotlandia pada tahun 1999. Banyak warga Skotlandia merasa bahwa mereka memiliki identitas nasional yang kuat dan berhak untuk menentukan nasib sendiri, terpisah dari pemerintahan pusat di London.

Partai Nasional Skotlandia (Scottish National Party/SNP), yang mendominasi politik lokal, telah lama memperjuangkan kemerdekaan. Mereka menilai bahwa kebijakan ekonomi dan sosial yang diterapkan oleh Westminster sering kali tidak sesuai dengan kepentingan rakyat Skotlandia. Selain itu, pengelolaan sumber daya alam seperti minyak Laut Utara menjadi isu sentral dalam argumen pro-kemerdekaan.

Di sisi lain, pihak yang menentang kemerdekaan, termasuk partai-partai besar Inggris seperti Partai Konservatif, Buruh, dan Liberal Demokrat, mengingatkan bahwa pemisahan dapat membawa ketidakpastian ekonomi, risiko mata uang, dan pelemahan posisi geopolitik Skotlandia. Perdebatan antara kedua kubu berlangsung intens sepanjang kampanye menjelang referendum.


Hasil Referendum dan Reaksi Publik

Ketika hasil resmi diumumkan, mayoritas warga Skotlandia memilih untuk tetap menjadi bagian dari Britania Raya, dengan suara “Tidak” mencapai sekitar 55,3% dan suara “Ya” sekitar 44,7%. Meskipun kalah, kampanye pro-kemerdekaan berhasil membangkitkan kesadaran politik dan semangat nasionalisme yang kuat di kalangan masyarakat Skotlandia.

Pemimpin SNP saat itu, Alex Salmond, menerima hasil tersebut dengan sikap hormat dan segera mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Menteri Pertama Skotlandia. Ia menyatakan bahwa rakyat Skotlandia telah berbicara, dan kini saatnya melanjutkan perjalanan politik dalam kerangka persatuan.

Di sisi lain, Pemerintah Inggris menyambut hasil ini sebagai kemenangan bagi persatuan, namun juga menyadari bahwa tuntutan reformasi dan otonomi lebih besar untuk Skotlandia tidak bisa diabaikan. Perdana Menteri David Cameron pun berjanji untuk memberikan kekuasaan lebih luas kepada Parlemen Skotlandia, terutama dalam hal pajak dan kebijakan sosial.


Implikasi Politik dan Ekonomi Pascareferendum

Meskipun Skotlandia gelar referendum kemerdekaan berakhir dengan hasil “tidak merdeka”, dampaknya terus dirasakan dalam politik Inggris hingga kini. Isu devolusi atau pelimpahan wewenang dari Westminster ke pemerintah daerah menjadi agenda utama. Skotlandia memperoleh lebih banyak kekuasaan legislatif dan fiskal dibandingkan sebelumnya.

Namun, perdebatan tentang masa depan konstitusi Inggris tetap terbuka. Banyak kalangan melihat referendum ini sebagai “awal dari sebuah perjalanan” daripada akhir dari perjuangan. Dukungan terhadap kemerdekaan Skotlandia terus meningkat, terutama setelah peristiwa Brexit pada tahun 2016, di mana mayoritas warga Skotlandia memilih untuk tetap dalam Uni Eropa, bertentangan dengan hasil nasional.

Secara ekonomi, ketidakpastian akibat referendum sempat memengaruhi pasar keuangan, nilai tukar pound sterling, dan investasi di Skotlandia. Meski demikian, kondisi ekonomi relatif stabil karena adanya kepastian politik setelah hasil akhir diumumkan. Banyak pelaku bisnis menilai keputusan untuk tetap bersatu memberikan jaminan stabilitas jangka pendek.


Masa Depan Skotlandia dalam Kerangka Britania Raya

Meskipun Skotlandia gelar referendum kemerdekaan 2014 berakhir dengan keputusan untuk tetap dalam Britania Raya, aspirasi kemerdekaan Skotlandia belum padam. Partai Nasional Skotlandia terus mendorong diadakannya referendum kedua, terutama setelah Inggris secara resmi keluar dari Uni Eropa, yang dinilai bertentangan dengan kehendak rakyat Skotlandia.

Perdebatan soal kemerdekaan kini semakin terkait erat dengan isu Eropa, migrasi, dan ekonomi global. Pemimpin-pemimpin baru SNP, termasuk Nicola Sturgeon, mengangkat argumen bahwa hanya dengan menjadi negara merdeka, Skotlandia dapat sepenuhnya mengontrol masa depannya dan kembali bergabung dengan Uni Eropa sebagai negara anggota.

Bagi banyak warga Skotlandia, identitas nasional dan suara politik mereka adalah hal yang semakin penting. Meskipun referendum 2014 memberikan keputusan yang jelas, masa depan hubungan antara Skotlandia dan Inggris masih terus berkembang. Isu ini akan tetap menjadi bagian utama dalam peta politik Inggris Raya selama beberapa dekade ke depan.

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Serangan Teror Tragedi di Christchurch di Masjid Selandia Baru

Next Post

Australia Dilanda Kebakaran Hutan Terparah Sepanjang Sejarah

Advertisement