angkah Baru NASA Menjelajahi Mars
NusantaraGlobal – Pada tanggal 5 Mei 2018, NASA berhasil meluncurkan wahana antariksa InSight ke Planet Mars, Misi InSight menandai tonggak penting dalam eksplorasi luar angkasa. Tidak seperti misi sebelumnya yang fokus pada permukaan Mars atau potensi kehidupan, InSight dirancang secara khusus untuk mempelajari struktur internal planet merah tersebut. Misi ini menjadi yang pertama dari jenisnya, membuka peluang baru dalam memahami pembentukan planet berbatu di tata surya.
InSight, singkatan dari Interior Exploration using Seismic Investigations, Geodesy and Heat Transport, membawa seperangkat instrumen canggih untuk mendeteksi aktivitas seismik (marsquakes), mengukur suhu di bawah permukaan, serta memantau pergerakan planet. Dengan teknologi ini, para ilmuwan berharap bisa mengungkap lapisan terdalam Mars dari kerak, mantel, hingga inti planet.
Peluncuran wahana ini dilakukan dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg, California, menggunakan roket Atlas V. Ini adalah peluncuran antarplanet pertama NASA dari pantai barat AS, karena biasanya misi-misi sebelumnya diberangkatkan dari Kennedy Space Center di Florida. Misi InSight memperluas cakupan penelitian NASA terhadap Mars dan menjadi bagian penting dalam strategi eksplorasi jangka panjang.
Tujuan dan Teknologi di Balik Misi InSight
Tujuan utama dari Misi InSight adalah mengungkap bagaimana planet-planet berbatu terbentuk dan berkembang. Dengan mempelajari Mars yang masih mempertahankan struktur aslinya sejak miliaran tahun lalu, para ilmuwan bisa menarik kesimpulan penting tentang asal-usul Bumi dan planet-planet serupa lainnya. Misi ini akan mengumpulkan data tentang gempa Mars, suhu bawah tanah, serta pergeseran massa planet secara keseluruhan.
Instrumen utama dalam misi ini adalah SEIS (Seismic Experiment for Interior Structure), HP³ (Heat Flow and Physical Properties Package), dan RISE (Rotation and Interior Structure Experiment). SEIS akan mendeteksi getaran akibat gempa Mars dan tumbukan meteorit. HP³ akan mengebor tanah hingga lima meter ke bawah permukaan untuk mengukur suhu internal, sedangkan RISE menggunakan komunikasi radio untuk menganalisis perubahan posisi Mars saat mengorbit.
Ketiga instrumen ini bekerja bersama untuk menciptakan gambaran lengkap tentang bagaimana energi dan materi mengalir di dalam Mars, serta bagaimana struktur internal planet tersebut berubah seiring waktu. Dengan pendekatan ilmiah yang belum pernah diterapkan sebelumnya, InSight menjanjikan penemuan-penemuan penting dalam bidang geofisika planet.
Pendaratan Bersejarah dan Tantangan Operasional
Setelah menempuh perjalanan selama hampir tujuh bulan dan menempuh jarak lebih dari 480 juta kilometer, InSight berhasil mendarat di permukaan Mars pada 26 November 2018. Pendaratan ini berlangsung di wilayah Elysium Planitia, dataran luas yang dipilih karena relatif datar dan aman untuk instrumen sensitif yang dibawa oleh InSight.
Proses pendaratan dikenal sangat menegangkan dan disebut NASA sebagai “tujuh menit teror” karena banyak hal bisa salah dalam waktu singkat. Wahana harus memperlambat kecepatan dari 20.000 km/jam hingga nol dalam waktu kurang dari tujuh menit menggunakan kombinasi parasut, mesin pendorong, dan sistem otomatis. Keberhasilan ini menjadi prestasi teknis luar biasa bagi tim misi dan disambut dengan sukacita di pusat kendali NASA.
Setelah mendarat, InSight langsung mulai mengirimkan data ke Bumi. Meski menghadapi tantangan teknis, seperti pengaturan posisi instrumen dan gangguan dari angin Mars, wahana ini tetap mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan teknologi antariksa NASA dalam menjalankan misi robotik yang kompleks dan penuh risiko.
Temuan Awal dan Dampaknya bagi Ilmu Pengetahuan
Dalam tahun pertamanya, InSight berhasil mendeteksi lebih dari 500 gempa Mars, yang sebagian besar berasal dari dalam planet, bukan akibat tumbukan luar. Temuan ini menunjukkan bahwa Mars memang memiliki aktivitas seismik yang signifikan, dan membantu para peneliti memperkirakan ketebalan kerak serta komposisi mantel dan inti Mars.
Selain itu, data suhu dari HP³ membantu memperkirakan seberapa cepat panas berpindah dari dalam Mars ke permukaan. Walau sempat mengalami kesulitan dalam pengeboran karena tanah Mars lebih padat dari perkiraan, tim berhasil menyesuaikan strategi dan melanjutkan eksperimen. Kombinasi dari data seismik dan suhu ini sangat penting untuk memahami evolusi termal planet dan proses geologis yang terjadi sejak pembentukan Mars.
Temuan-temuan awal dari InSight telah menghasilkan puluhan publikasi ilmiah dan membuka diskusi baru di kalangan astronom dan geofisikawan. Misi ini tidak hanya membantu menjawab pertanyaan tentang Mars, tetapi juga tentang bagaimana planet seperti Bumi terbentuk dan berubah selama miliaran tahun.
Masa Depan Eksplorasi Mars dan Kontribusi InSight
Keberhasilan Misi InSight memperkuat posisi NASA sebagai pemimpin dalam eksplorasi Mars dan menjadi dasar penting untuk misi-misi masa depan, termasuk rencana pengiriman manusia ke planet merah pada dekade mendatang. InSight memberikan informasi krusial tentang kondisi bawah tanah Mars, yang berguna untuk persiapan infrastruktur penjelajahan manusia, seperti lokasi penempatan habitat atau sumber energi geothermal.
Misi ini juga menunjukkan bagaimana misi robotik dapat memberi wawasan luar biasa dengan biaya yang lebih efisien dibanding misi berawak. Ke depan, data dari InSight akan terus digunakan bersama data dari rover lainnya seperti Perseverance dan Curiosity untuk menciptakan pemahaman yang menyeluruh tentang Mars sebagai sistem planet.
Dengan kontribusi ilmiah yang signifikan dan teknologi yang terbukti handal, Misi InSight menjadi batu loncatan bagi eksplorasi Mars generasi berikutnya. Misi ini membuktikan bahwa untuk memahami masa depan umat manusia di luar Bumi, kita perlu lebih dahulu memahami “isi perut” planet-planet di tata surya.
