NusantaraGlobal – Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) secara resmi mengumumkan Bahwa ECB pembelian obligasi sebagai bagian dari strategi untuk menstabilkan perekonomian Zona Euro di tengah tekanan akibat pandemi COVID-19. Langkah ini diambil menyusul pelemahan pertumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi yang rendah, yang membayangi prospek pemulihan kawasan.
Dalam pernyataan resminya, ECB menyatakan bahwa mereka akan menambah anggaran dari Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP) sebesar €600 miliar, sehingga totalnya mencapai €1,35 triliun. Program ini dirancang untuk menjaga likuiditas dan mencegah lonjakan imbal hasil obligasi yang dapat membebani negara-negara anggota Zona Euro, terutama yang memiliki tingkat utang tinggi seperti Italia dan Spanyol.
Presiden ECB, Christine Lagarde, menekankan bahwa keputusan ini bertujuan memberikan kepercayaan kepada pasar dan mendukung semua sektor ekonomi yang terdampak pandemi. Ia menambahkan bahwa kebijakan moneter ekspansif akan terus dijalankan selama diperlukan guna memastikan stabilitas harga dan kelangsungan sistem keuangan Eropa. https://nusantaraglobal.co/login

Tujuan Strategis di Balik Kebijakan Moneter ECB
Program ECB pembelian obligasi ini bukan semata-mata untuk menstimulasi pasar obligasi, tetapi juga untuk mendukung pemulihan ekonomi Zona Euro secara keseluruhan. Dengan membeli surat utang pemerintah dan swasta dalam jumlah besar, ECB berharap dapat menurunkan biaya pinjaman dan meningkatkan arus kredit ke sektor riil, termasuk usaha kecil dan menengah yang sangat terdampak pandemi.
Langkah ini juga merupakan bentuk respons terhadap inflasi yang terus berada di bawah target 2%. Dengan memperluas program pembelian obligasi, ECB mencoba memicu pertumbuhan harga dan mendorong aktivitas ekonomi agar tidak jatuh ke dalam jurang deflasi. Tingkat inflasi yang rendah dianggap sebagai ancaman serius bagi keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
Selain itu, keputusan ini memperkuat sinyal bahwa ECB bersedia melakukan apapun yang diperlukan untuk menjaga integritas mata uang euro. Stabilitas kawasan menjadi fokus utama, terutama mengingat ketimpangan fiskal di antara negara anggota yang membuat respon ekonomi tidak seragam. Melalui program ini, ECB berharap dapat menciptakan efek penyangga yang merata di seluruh Zona Euro.
Dampak Langsung terhadap Pasar dan Negara Anggota
Pengumuman ECB pembelian obligasi oleh ECB segera disambut positif oleh pasar keuangan. Imbal hasil obligasi negara-negara anggota turun, mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor bahwa ECB akan terus hadir sebagai pembeli utama di pasar sekunder. Euro juga menguat terhadap dolar AS, sementara indeks saham utama di Eropa mengalami kenaikan moderat.
Negara-negara dengan kondisi fiskal lebih lemah seperti Italia dan Yunani mendapat manfaat langsung dari langkah ini. Penurunan biaya pinjaman memberikan ruang bagi pemerintah untuk mengeluarkan stimulus fiskal tambahan tanpa khawatir dengan tekanan pasar. Ini sangat penting dalam konteks pemulihan pascapandemi yang menuntut belanja publik besar-besaran.
Namun, tidak semua pihak menyambut baik kebijakan ini. Sebagian ekonom di Jerman dan Belanda mengkritik langkah ECB sebagai bentuk monetisasi utang dan melanggar prinsip independensi moneter. Meski demikian, ECB menegaskan bahwa tindakan ini tetap berada dalam kerangka mandat menjaga stabilitas harga dan tidak ditujukan untuk membiayai defisit anggaran negara anggota secara langsung.
Tantangan dan Prospek Kebijakan ke Depan
Meskipun perluasan ECB pembelian obligasi memberikan dampak jangka pendek yang positif, tantangan besar tetap membayangi kebijakan moneter ECB ke depan. Salah satu tantangan utama adalah ketergantungan pasar terhadap intervensi bank sentral yang bisa melemahkan disiplin fiskal negara anggota. Ketika pasar terlalu mengandalkan ECB, insentif untuk melakukan reformasi struktural bisa menurun.

Selain itu, efektivitas kebijakan moneter juga tergantung pada dukungan kebijakan fiskal yang seimbang. ECB telah berulang kali menyerukan agar negara-negara anggota dan Uni Eropa memperkuat respons fiskal kolektif, termasuk melalui pembentukan dana pemulihan bersama (Next Generation EU). Koordinasi kebijakan lintas negara sangat penting untuk menghindari fragmentasi ekonomi lebih lanjut.
Ke depan, ECB masih memiliki ruang untuk memperluas kebijakan bila diperlukan, termasuk menambah jumlah pembelian atau memperpanjang durasi program. Namun, kebijakan ini harus dikombinasikan dengan reformasi struktural dan kebijakan fiskal yang solid agar dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di kawasan Euro.